Jakarta, CNN Indonesia —
Polisi menduga mobil GranMax yang terlibat dalam kecelakaan KM 58 Tol Jakarta-Cikampek lajur contraflow melaju dengan kecepatan lebih dari 100 km/jam.
Kakorlantas Polri Irjen Aan Suhanan menyebut dugaan itu berdasarkan hasil olah tempat kejadian (TKP) di lokasi kecelakaan maut tersebut.
“Ini diduga kecepatan dari GranMax itu melebihi 100, diduga ya, itu hasil teknologi kita,” kata Aan di Command Center KM 29, Selasa (9/4).
Masih dari hasil olah TKP, Aan menyebut pihaknya juga tidak menemukan jejak rem. Artinya, ada dugaan kendaraan tersebut mengalami oleng dan berujung pada kecelakaan.
“Di sana tidak ada jejak rem, GranMax itu tidak ada jejak rem artinya dia dengan kecepatan segitu dia oleng ke kanan ya, artinya tdak ada upaya untuk mengerem,” ucap dia.
Selain itu, lanjut Aan, penumpang GranMax yang diduga melebihi kapasitas juga bisa mempengaruhi keseimbangan kendaraan. Namun, hal ini masih didalami lebih lanjut.
“Tapi semua itu sedang kita proses, karena kan tidak hanya dari olah TKP, olah kendaraan yang rusak juga, kemudian penyidikan para saksi, keterangan saksi, para ahli akan dibutuhkan sehingga nanti keputusannya untuk menentukan seseorang menjadi tersangka. Kemudian apa penyebab kecelakaan ini kita butuhkan dari ahli dari teknologi kita, olah TKP ada semuanya,” tutur Aan.
Kecelakaan maut terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek lajur contraflow pada Senin (8/4) sekitar pukul 08.15 WIB. Peristiwa ini menyebabkan 12 orang tewas dan dua lainnya luka-luka.
Insiden bermula saat kendaraan Gran Max yang mengarah ke Cikampek di lajur contraflow diduga mengalami masalah dan hendak menepi di bahu jalan.
Kecelakaan terjadi usai bus dari arah Cikampek tidak bisa menghindar hingga menabrak Gran Max. Kemudian mobil Toyota Rush turut menabrak bus dan GranMax yang berada di depannya.
(dis/gil)