Jakarta, CNN Indonesia —
Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar memperkirakan gelombang laut setinggi 2,5 meter mengancam perairan Bali saat puncak mudik Lebaran 2024 yang diprediksi terjadi pada 7-9 April mendatang.
Berdasarkan pemetaan yang mereka lakukan gelombang laut 2,5 meter berpotensi terjadi di Selat Bali bagian selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian selatan, dan perairan selatan Bali.
Selain itu, gelombang juga berpotensi terjadi di Selat Bali jalur penyeberangan dari Bali menuju Jawa, Selat Badung jalur penyeberangan dari Denpasar menuju Pulau Nusa Penida dan Selat Lombok jalur penyeberangan dari Bali menuju Lombok, Nusa Tenggara Barat.
BBMKG Denpasar menyampaikan kondisi angin dan gelombang laut berisiko terhadap keselamatan pelayaran.
Mereka karena itu meminta pemudik mewaspadai potensi gelombang laut. Tak hanya pemudik, mereka juga meminta nelayan mewaspadai masalah itu.
Apalagi pada saat bersamaan kecepatan angin lebih dari 15-21 knot
“Waspadai potensi tinggi gelombang laut,” kata Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho di Denpasar, Sabtu (6/4) seperti dikutip dari Antara.
Peringatan itu mereka berikan setelah pada Kamis (4/4), BMKG mendeteksi kemunculan bibit siklon tropis baru 96S di sekitar Laut Sawu dan diidentifikasi menunjukkan kecenderungan menguat secara perlahan dalam beberapa hari ke depan.
Bibit Siklon Tropis 96S teridentifikasi menunjukkan kecenderungan menguat secara perlahan dalam beberapa hari ke depan dengan kecepatan angin maksimum di sekitar sistem Bibit Siklon 96S tersebut berkisar 15-20 knot atau 28-37 kilometer per jam.
Tekanan di pusat sekitar 1.007 milibar (mb) dengan pergerakan ke arah barat daya hingga selatan, menjauhi perairan selatan NTT.
Sistem Bibit Siklon 96S di sekitar wilayah NTT tersebut dapat memberikan dampak langsung dan tidak langsung terhadap kondisi cuaca di beberapa wilayah Indonesia dalam 24-48 jam ke depan, yakni hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Selain itu, potensi angin kencang di sekitar Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur dan potensi gelombang tinggi di sejumlah perairan.
(agt/agt)