Yogyakarta, CNN Indonesia —
Program car free night atau malam bebas kendaraan bermotor di sepanjang kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta, DIY, bakal ditiadakan selama momen libur lebaran 2024.
Kasat Lantas Polresta Jogja, Kompol Maryanto menjelaskan, car free night mulai ditiadakan sejak H-5 sampai H+5 lebaran.
“Kegiatan car free night yang setiap hari dilaksanakan pada pukul 18.00 WIB hingga 21.00 WIB untuk sementara ditiadakan pada H-5 dan H+5 lebaran,” kata Maryanto, Selasa (2/4).
Maryanto memprediksi kawasan Malioboro sebagai salah satu ikon Kota Gudeg masih jadi magnet bagi wisatawan. Oleh karenanya, atensi khusus diberikan melalui penyusunan rekayasa lalu lintas.
Apabila arus lalu lintas lancar, kata Maryanto, maka pengunjung bisa langsung mengakses Malioboro lewat Jalan Mataram, Kleringan, dan arah Jalan Abu Bakar Ali.
Sedangkan jika arus lalu lintas padat, akan diberlakukan rekayasa di simpang Gardu Anim, yang mana kendaraan akan dialihkan lurus menuju ke Jalan Pasar Kembang.
“Sehingga volume kepadatan yang di Malioboro dapat kita kendalikan hanya masuk satu ruas jalur di Jalan Mataram,” imbuh Maryanto.
Terpisah, Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan mengatakan, pihaknya memprediksi arus puncak lalu lintas di wilayahnya terjadi dalam tiga fase.
Fase pertama yakni, pada hari ketiga operasi pengamanan jalur mudik lebaran oleh Polri atau Ops Ketupat. Berdasarkan hasil monitoring tahun-tahun sebelumnya, ekskalasi jumlah kendaraan masuk ke DIY dimulai dari momen ini.
“Di saat semua (daerah) hari satu dua ramai, kita di sini landai. Nanti satu atau dua hari kemudian baru terjadi kepadatan,” kata Suwondo.
Fase kedua, lanjut Suwondo adalah H+1 lebaran atau biasanya hari kedelapan pelaksanaan Ops Ketupat. Kemudian, pada H+2 lebaran berlangsung situasi di mana volume arus kendaraan ke luar bisa melebihi angka kendaraan yang masuk ke DIY.
Situasi ini dipengaruhi banjir kedatangan orang dari luar daerah untuk berwisata ke Kota Yogyakarta dan sekitarnya, seperti dari Magelang atau Solo.
“Yang menarik angka keluarnya lebih banyak dari angka masuknya, jadi walaupun puncak tapi itu terjadi keluarnya juga sama. Kami menghitung bahwa kendaraan itu bisa dari Magelang berlibur ke Jogja lalu kembali lagi ke Magelang. Atau yang dari Solo, datang ke Jogja, kembali lagi ke Solo.
Selanjutnya, fase ketiga atau terakhir puncak arus lalu lintas terjadi kala arus balik atau sewaktu hari terakhir pelaksanaan Ops Ketupat.
“Jadi itu puncak yang kita nggak bisa sama dengan tempat lain, saat ini lagi arus mudik, ini arus kembali, nggak. Kita ada arus mudik, ada arus kembali, jg ada arus di mana para wisatawan masuk ke wilayah Jogja,” imbuhnya.
Demi mengantisipasi kepadatan arus lalu lintas, Polda DIY menyusun serangkaian skema rekayasa lalu lintas menyesuaikan kondisi di lapangan.
Rekayasa lalu lintas ini disiapkan guna mencegah terjadinya kedapatan arus kendaraan seiring rencana pembukaan Tol Yogyakarta-Solo secara fungsional pada Lebaran tahun ini.
“Tentunya akan dilakukan rekayasa lalu lintas apakah itu contraflow atau rekayasa lalu lintas lainnya, namun waktunya akan ditentukan sesuai dengan basis kebutuhan,” pungkas Suwondo.
(kum/isn)